Kuliah Umum bersama PT.Putra Baja Deli

Internal - 30 Maret 2021 - 12:00 AM

Balikpapan- Pada tanggal 29 Maret 2021 diadakan Kuliah Umum dengan tema "Production Process and Tensile Test Procedure of Steel Bar and Ensuring The Validity of Results" yang dibawakan langsung oleh bapak Noviardi dan bapak Mislan dari PT.Putra Baja Deli. Dari kuliah umum ini Pt.Putra Baja Deli menyampaikan betapa menariknya proses pembuatan baja, terdapat 2 metode pembuatan baja, yakni: 

a) Blast Furnance

b) EAF Furnance

c) Induction Furnance

Perbedaan mendasar dari ketiga metode tersebut adalah dari segi bahan yang mana menggunakan blast furnance menggunakan biji besi sedangkan untuk Induction dan EAF menggunakan besi tua.

Mengumpulkan bahan-bahan adalah langkah atau prosedur awal dari pembuatan baja. bahan-bahannya sendiri terdiri Ferro (F) atau besi sekitar 70%, Carbon (C), Silicon (S), Magnese (Mn), Copper (Cu). Chromium (Ch), Vandanium (V) dan beberapa bahan tambahan lainnya yang dibutuhkan tergantung kebutuhan dilapangan. Setelah itu dilakukan peleburan didalam furnance,dengan suhu yang digunakan adalah 1.100 derajat celcius. Setelah keluar dari furnance, maka bahan akan siap untuk diolah, setelah itu ada proses penggilingan. dalam proses penggilingan hanya dikendalikan oleh beberapa orang.

proses kedua menggunakan teknologi looper, proses ketiga adalah cooling bed, dimana barang jad didinginkan di cooling bed, panjang colling bed sendiri adalah 65 m. proses selanjutnya adaah pengambilan sampel yang nantinya akan diuji kualitasnya, setelah diuji, barang jadi tersebut, dipotong sepanjang 12 m. pemotongan dlakukan oleh alatprecision cutting machine. Setelah dipotong, barang jadi tersebut dicat lalu di beri label dari perusahaannya.

Pada baja yang sudah jadi tersebut, ada beberapa hal yang harus memenuhi, yakni:

1. syarat penandaan.

  • berupa marking, atau nama pembuatanya, diamter dari baja tulangan betondan label sni nya)
  • pewarnaan. dari pewarnaan bisa diketahui kelas dari baja yang diproduksi. (contoh: Warna merah bj ts 40b, Warna hijau bj ts 250)
  • pemberian label. dari label bisa diketahui riwayat singkatdari baja yang digunakan.

2. syarat kualitas

  • visual. secara visual baja tulangan tidak boleh terlihat cacat, secara singkat baja harus terlihat halus dan sempurna.
  • type baja dibagi menjadi dua yakni, type. 1. baja tulangan sirip, 2. baja tulangan polos. lalu ada
  • standar toleransi yang berasal dari SNI

 

Contoh pengujian baja

Jika baja tidak putus ditengah maka baja akan diukur kembali.

dihitung dari ujung dihitung 100 mm, 100 mm tidak diitung karena bagian tersebut tidak akan berubah bentuk setelah ditarik.

maka kita akan menghitung panjang setelah 100 mm.

L1+L2+L3 itu berupa panjang bagiann yang

putus 1 dan bagian yang putus 2 lalu ditambah

dengan panjang keseluruhan dari batang baja

 

Tensile Test Method

  • Diberi garis penanda sepanjang 200 mm
  • sampel dimasukan ke dalam mesin uji tarik
  • setelah dipasang, maka dilaksanakan pengujian
  • setelah sampel putus, sampel disambung kembali.

Bagaimana menjamin perhitungan kita sudah akurat?

Dapat mengacu pada SNI 17025

-Laboratorium harus memonitor hasil dari pengujian

-Laboratorium harus melakukan pengecekan dengan laboratorium lain

 

Urutan pengujian dan perhitungan untuk retest

-Making The refrenceces sample

-Retest Sample

-Retest Parameter

-Data Processing

-Results and Conclutions

 

Monitoring performa laboratorium

1.Participation of profiency testing

2.Perticipation

 

Metode Statistik

Jika Laboratorium nya memiliki nilai Z-Score 2 maka dapat di katakan Laboratorium itu baik.

Jika di antara 2-3 maka Laboratorium perlu di pertanyakan kualitas nya

Jika Z score 3 maka Laboratorium harus di lakukan pengujian

Video Terkait :